KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menargetkan pertumbuhan kredit tahun 2018 sebesar 30% secara tahunan atau year on year (yoy). Adapun pertumbuhan kredit tersebut akan ditunjang dengan proyeksi dana pihak ketiga (DPK) yang akan tumbuh 35% yoy. Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten mengatakan, potensi pertumbuhan akan besar tahun ini dan diharapkan permintaan kredit juga akan lebih baik dari tahun 2017. BACA JUGA Bank Banten berencana terbitkan obligasi di tahun 2018 2017, Realisasi kredit Bank Banten Rp 5,1 triliun, melompat 56% Bank Banten siapkan Rp 40 miliar untuk kembangkan TI “Kami menargetkan pertumbuhan kredit 30% yoy dan DPK 35% yoy,” ungkap Fahmi kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2). Sepanjang 2017, bank berkode saham BEKS di bursa efek Indonesia ini mencatat realisasi kredit Rp 5,1 triliun naik 56,32% yoy. Sedangkan DPK Rp 5,5 triliun naik 42,53% yoy. Dari sisi aset Bank Banten mencatat ni
Untuk pertama kalinya saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) kembali diperdagangkan setelah dalam kurun waktu dua bulan terakhir, saham BEKS berada di level Rp 50 per lembar atau biasa disebut saham gocap . Pada perdagangan hari ini, 1 Agustus 2017 saham BEKS sempat diperdagangkan di level Rp 55 atau menguat 10 persen dibandingkan harga penutupan perdagangan kemarin Rp 50. Namun, menurut pantauan Bareksa, saham BEKS hanya mampu menguat selama beberapa menit sebelum akhirnya kembali ambrol di zona Rp 50 setidaknya hingga jeda sesi I hari ini. Grafik : Pergerakan Intraday BEKS Sumber : Bareksa.com Adapun sentimen yang menggerakkan saham ini menurut pantauan Bareksa ialah rilis laporan keuangan BEKS untuk periode kuartal II 2017 yang diumumkan pada 31 Juli kemarin. Dalam laporan tersebut, rugi perusahaan cenderung menurun dibandingkan tahun lalu di periode yang sama. Dalam laporannya, BEKS berhasil menekan nilai kerugian menjadi Rp 42,2 miliar. Angka te